BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seiring dengan
berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka guru di tuntut
kreatif dalam merancang program pembelajaran. Hal ini di maksudkan agar guru
mampu meningkatkan strategi pembelajaran supaya peserta didik mencapai hasil
belajar sebagai mana yang di harapkan. Namun berdasarkan fakta yang terjadi
saat ini adalah hasil belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah DDI Masamba
pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal ini di karenakan guru lebih memilih
mengajar dengan cara yang dianggap mudah yaitu menggunakan metode ceramah.
Metode ceramah hanya membuat siswa menjadi bosan, tidak kreatif, dan hanya
bercerita dengan teman saat proses belajar mengajar berlangsung karena
pembelajaran hanya berpusat pada guru dan guru yang bertindak aktif sementara
siswa hanya duduk diam sebagai pendengar.
Rata-rata hasil
belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah DDI Masamba pada mata pelajaran IPA
dapat di lihat seperti pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1. Rata – rata hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA
Tahun pelajaran
|
Semester
|
Nilai Rata – rata
|
2010 / 2011
|
Ganjil
Genap
|
60
62
|
2011 / 2012
|
Ganjil
Genap
|
63
|
Dengan demikian menunjukan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V di Madrasah Ibtidaiyah DDI
Masamba masih sangat rendah dengan nilai rata – rata pada semester ganjil tahun
ajaran 2011 / 2012 yaitu 63. Nilai tersebut masih jauh dari standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 65. Hal ini terjadi
karena metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan belum
dapat diterapkan secara maksimal. Guru telah mengupayakan perbaikan dalam
proses pembelajaran diantaranya menggunakan pembelajaran tanya jawab namun belum
mencapai hasil yang diharapkan.
Pada penerapan
pendekatan keterampilan proses, keaktifan siswa diutamakan, dalam hal aktif
bergerak dalam berbuat, serta mengapreasikan segala keingintahuan siswa yang
dilakukan dalam suatu penemuan, berbicara dan mendengarkan. Pendekatan ini
dirancang untuk membantu siswa memperbaiki kemampuan berpikirnya.
Tujuan pengajaran sebagai proses
adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan
hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga bukan
sekedar ahli menghafal. Pada keterampilan proses, guru tidak mengharapkan
setiap siswa akan menjadi ilmuwan, melainkan dapat mengemukakan ide bahwa
memahami sebagian bergantung pada kemampuan memandang dan bergaul dengan alam
menurut cara-cara seperti yang diperbuat oleh ilmuwan. Selain itu, melalui
proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan
keyakinan. Dan alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian
siswa, dimana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk
melanjutkan ke jalur profesi apapun yang diminatinya.
Oleh karena itu,
peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pelajaran IPA di kelas V
Madrasah Ibtidaiyah
DDI Masamba dengan penerapan pendekatan ketrampilan proses.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “
Apakah dengan penerapan pendekatan
keterampilan proses dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajara IPA di kelas V Madrasah Ibtidaiyah
DDI Masamba ?.”
1.3
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA melalui penerapan pendekatan keterampilan proses di kelas V Madrasah Ibtidaiyah
DDI Masamba.
1.4
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1.
Bagi siswa
Dapat
memacu semangat belajar siswa, mengemukakan ide atau gagasan, serta
meningkatkan kreativitas dalam melakukan suatu pengamatan.
2.
Bagi guru
Dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang
efektif digunakan dalam proses pembelajaran, khususya untuk mata pelajaran IPA.
3.
Bagi sekolah
Sebagai
bahan masukan bagi pihak sekolah dan perlunya penggunaan penerapan pendekatan
keterampilan proses sebagai pendekatan
alternatif mata pelajaran IPA.
4.
Peneliti
Diharapkan
peneliti dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan acuan dalam bidang
pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
5.
Dinas dan instansi terkait
Agar
dinas dan instansi terkait dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
proses
6.
Program pendidikan S1 guru dalam jabatan
Dengan
adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
7.
Almamater
Untuk
memperkenalkan dan mengangkat nama baik almamater Universitas Tadulako pada
masyarakat khususnya pada dunia pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1
PendekatanPembelajaran
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan
selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan
(Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1. Mengidentifikasi
dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan
dan memilih jalan pendekatan utama (basic
way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah (steps)
yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan
dan menetapkan tolok ukur (criteria)
dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks
pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku
dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan
dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan
norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku
keberhasilan.
2.2
Pengertian
Pendekatan Keterampilan Proses
Semiawan (Nasution, 2007:19-110) juga mengatakan
bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan
dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu
yang baru. Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada kegiatan ketrampilan proses yang digunakan untuk mengungkap dan
menemukan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang diperlukan
oleh siswa. Proses pembelajaran dengan pendekatan ini dimulai dari obyek nyata
atau obyek yang sebenarnya dengan menggunakan pengalaman langsung, sehingga
siswa diharapkan terjun dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih realistis,
dan siswa juga diajak ,dilatih, dan dibiasakan melakukan observasi langsung dan
membuat kesimpulan sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud dengan
pendekatan keterampilan proses dalam penegasan istilah ini adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang semata-mata menekankan pada siswa dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar
mengajar IPA agar kreatifitas yang adadalam diri siswa dapat dikembangkan
seperti keterampilan mengamati, mengkomunikasikan dan menyimpulkan apa yang
dilakukannya serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.Kemampuan-kemampuan
mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi
suatu keterampilan, Sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara
memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan
dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap,
nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan
terampil dalam bentuk kreatifitas. Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya
diterapkan pendekatan proses antara lain:
a. Perkembangan
ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru
mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
b. Para ahli
psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang
rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit, contoh-contoh
yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekanya
sendiri.
c. Penemuan
ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, karena penemuanya
bersifat relatif.
d. Proses belajar
dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas, terampil
dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi, pengembangan pengetahuan
dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan memproses ilmu, diharapkan
berlanjut kepemilikan sikap dan mental.
Berdasarkan keempat alasan ini perlu dicari cara
belajar mengajar yang sebaik-baiknya yaitu dengan menggunakan pendekatan yang
tak lain adalah Cara belajar siswa aktif (CBSA), namun bukanlah cara siswa
aktif tanpa isi, tanpa pesan, tanpa rancangan, dan tanpa arah. Cara Belajar
Siswa Aktif yang dipraktekan adalah cara belajar siswa aktif yang mengembangkan
keterampilan dan memproseskan perolehan.
2.3
Tujuan
Keterampilan Proses
Tujuan pengajaran sebagai proses
adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan
hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga bukan
sekedar ahli menghafal. Berdasarkan penjelasan di atas, pada keterampilan
proses, guru tidak mengharapkan setiap siswa akan menjadi ilmuwan, melainkan
dapat mengemukakan ide bahwa memahami sebagian bergantung pada kemampuan
memandang dan bergaul dengan alam menurut cara-cara seperti yang diperbuat oleh
ilmuwan. Selain itu, melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan
keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan. Dan alat yang potensial untuk
membantu mengembangkan kepribadian siswa, dimana kepribadian siswa yang
berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan ke jalur profesi apapun
yang diminatinya.
2.4
Kemampuan
Dasar dalam Keterampilan Proses
Ilmuwan-ilmuwan yang menemukan suatu
yang baru, menurut pengamatan, tidak menguasai semua konsep dan fakta dalam
suatu bidang ilmu, namun mereka mempunyai kemampuan dasar untuk mengembangkan
konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka mampu menciptakan dan
menemukan sesuatu yang baru. Kemampuan-kemampuan dasar yang dimaksud antara
lain mengobservasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan
ruang waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen,
mengendalikan verbal, menafsirkan data, membuat kesimpulan sementara,
meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan. Berikut ini akan diuraikan mengenai
pengertian dari setiap kemampuan atau keterampilan beserta kata kerja
operasional dari masing-masing kemampuan atau keterampilan.
a.
Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah salah satu keterampilan ilmiah yang
mendasar. Mengobservasi tidak sama dengan melihat, dalam mengobservasi atau
mengamati kita memilah milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak
penting. Kita menggunakan semua indera, untuk melihat, mendengar, merasa,
mengecap, mencium.
b.
Pembuatan Hipotesis
Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu
keterampilan yang sangat mendasar dalam kerja ilmiah.Hipotesis adalah suatu
perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan
tertentu.
c.
Perencanaan Penelitian atau Eksperimen
Eksperimen adalah usaha menguji atau mengetes melalui
penyelidikan praktis dan amat penting karena menentukan berhasil tidaknya
penelitian.Keterampilan ini perlu dilatih, karena selama ini pada umumnya
kurang diperhatikan dan kurang terbina. Pada tahap ini ditentukan masalah atau
objek yang akan diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian, sumber data
atau informasi, cara analisis, alat dan bahan atau sumber kepustakaan yang
diperlukan. Jumlah orang yang terlibat, langkah-langkah pengumpulan dan
pengolahan data atau informasi, serta tata cara melakukan penelitian.
d.
Pengendalian Variabel
Variabel adal faktor yang berpengaruh, sedangkan
pengendalian variabel adalah suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun
sebenarnya tidak sulit yang kita bayangkan.Yang penting adalah bagaimana guru
menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan
memperlakukan variabel.
e.
Interpretasi Data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitungan,
pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan
dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grapik, histogram atau diagram.
f.
Kesimpulan Sementara
Para guru dapat melatih anak-anak dalam menyusun suatu
kesimpulan sementara dalam proses penelitian sederhana yang dilakukan.
Pertama-tama data dikumpulkan, kadang kadang melalui eksperimen terlebih dahulu
lalu dibuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang dimiliki sampai
sewaktu-waktu tertentu.
g.
Peramalan
Yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi.
Yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi.
h.
Penerapan atau Aplikasi
Yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi,
kesimpulan, konsep, hukum, teori, keterampilan.Melalui penerapan, hasil belajar
dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan, atau dihayati.
i.
Komunikasi
Yaitu meyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. Juga dengan berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, bertanya, merenungkan, meragakan, mengungkapkan, melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan).
Yaitu meyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. Juga dengan berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, bertanya, merenungkan, meragakan, mengungkapkan, melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan).
2.5
Hasil
Belajar Siswa
Setiap akhir program pembelajaran selalu diadakan evaluasi
dengan maksud untuk mengetahui hasil belajar siwa karena hasil belajar yang
diperoleh siswa dapat menunjukkan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan hasil belajar di
bawah ini akan diuraikan mengenai pengertian hasil belajar, ciri-ciri hasil
belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
2.5.1.
Pengertian
Hasil Belajar
Belajar adalah
kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. “Hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau belajar” (Dimyati dan
Moedjiono dalam Indra, 2009). Hasil belajar dapat berupa pengetahuan (kognitif), tingkah laku atau
sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor), yang diperoleh siswa dalam
proses pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa hasil belajar merupakan
perolehan seseorang dari suatu perbuatan belajar, atau hasil belajar merupakan
kecakapan nyata yang dicapai siswa dalam waktu tertentu. Hasil belajar yang
utama adalah pola tingkah laku yang bulat yang diperoleh oleh setiap siswa
setelah proses belajar. Di dalam proses belajar siswa mengerjakan hal-hal yang
akan dipelajari sesuai dengan tujuan dan maksud belajar. Hasil belajar
berkaitan dengan bagaimana siswa belajar. Belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman (Hernawan dalam Wonosobo, 2011).
Dari beberapa
pendapat tentang hasil belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses
pembelajaran melalui evaluasi belajar IPA yang dilakukan dengan tes yang
dijadwalkan. Kemajuan yang diperoleh siswa tidak hanya berupa ilmu pengetahuan,
tetapi juga berupa sikap dan kecakapan atau keterampilan khususnya dalam mata
pelajaran IPA.
2.5.2.
Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA)
Ilmu Pengetahuan
Alam sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah dasar, merupakan program
untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai
ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghagai Tuhan Yang Masa Esa.
Sejalan dengan itu maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
dapat di uaraikan sebagai berikut:
1.
Siswa
memiliki pemahaman tentang konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari;
2.
Memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam
sekitar;
3.
Mampu
menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari;
4.
Mengenal
dan dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.
Dari uraian di atas
dapat ditegaskan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
dapat diuraikan sebagai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dapat melatih
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA, melatih keterampilan siswa dalam
menggunakan alat teknologi sederhana dalam memecahkan suatu masalah yang
berkaitan dengan alam sekitar yang pada akhirnya dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari.
2.5.3.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Djamarah dan Zain (2002: 121) mengemukakan
bahwa setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang
dihadapi adalah sampai dimana hasil (hasil) belajar yang telah dicapai. Proses belajar
tidak mungkin dicapai begitu saja, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga
seorang anak mampu mencapai hasil atau keberhasilan dalam belajar. Pada umumnya
hasil atau keberhasilan belajar seorang murid, dalam hal ini siswa kelas VA SD
Negeri Kompleks Sambung Jawa Makassar sangat dipengaruhi oleh proses belajar
yang dilaksanakan oleh anak itu sendiri.
Hasil
belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari
faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006: 144)
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari
dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri individu siswa (internal
factor), dan faktor yang datangnya dari luar diri individu siswa (eksternal
factor). Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
Faktor internal anak, meliputi:
a) Faktor
psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran.
b) Faktor
psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain: (1) Intelegensi,
(2) sikap, (3) bakat, (4) minat, dan (5) motivasi.
2)
Faktor eksternal anak, meliputi :
a) Faktor
lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman
sekelas.
b) Faktor
lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/ belajar, letaknya
rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan
anak.
c) Faktor
pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun metode dan media
pembelajaran yang digunakan.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa disebut sebagai hambatan/ kesulitan belajar akibat kondisi
keluarga yang kurang kondusif. Terkait dengan hal ini, Ihsan (2005: 19)
menyebutkan 7 hambatan-hambatan yang dihadapi siswa akibat kondisi lingkungan
keluarga, yaitu:
1) Anak
kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua.
2) Figur
orang tua yang tidak mampu memberikan keteladanan kepada anak.
3) Kasih
sayang orang tua yang berlebihan sehingga cenderung untuk memanjakan anak.
4) Sosial
ekonomi keluarga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa menunjang belajar.
5) Orang
tua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, atau tuntutan orang tua
yang terlalu tinggi.
6) Orang
tua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak, dan
7) Orang
tua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kreativitas kepada
anak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa paling tidak ada dua faktor utama yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri
siswa (internal), dan faktor yang datannya dari luar disi siswa (eksternal).
2.6
Materi Pelajaran IPA SD Kelas V
2.6.1. Jenis-jenis Batuan
Setiap
batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Hal ini disebabkan bahan-bahan
yangterkandung dalam batuan berbeda-beda. Ada batuan yang mengandung zat besi,
nikel, tembaga, emas, belerang, platina atau bahan-bahan lain. Bahan-bahan
seperti itu disebut mineral. Tiap jenis batuan mempunyai kandungan mineral yang
berbeda.
Berdasarkan proses terbentuknya,
terdapat 3 jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi. Tiga jenis batuan
tersebut yaitu :
a.
Batuan
Beku (Batuan Magma/Vulkanik)
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma yang membeku.Magma merupakan benda cair yang sangat panas
dan terdapat di perut bumi.Magma yang mencapai permukaan bumi disebut
lava.Semula batuan beku berupa lelehan magma yang besar.
b.
Batuan
Endapan (Batuan Sedimen)
Batuan endapan adalah batuan yang
terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan.Batuan ini dapat pula terbentuk
dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.
c.
Batuan
Malihan (Metamorf)
Batuan malihan berasal dari batuan sendimen yang mengalami
perubahan (metamorphosis).Batuan sendimen ini mengalami perubahan karena
mendapat panas dan tekanan dari dalam bumi. Jika mendapat pans terus-menerus
batuan ini akan menjadi batuan malihan.
2.6.2.
Proses Pembentukan Tanah Karena
pelapukan Batuan
a. Pelapukan
Fisika
Pelapukan
Fisika disebabkan oleh berbagai faktor alam. Faktor alam itu antara lain :
angin. Air, perubahan suhu, dan gelombang laut.
Angin
yang senantiasa bertiup kencang dapat mengikis batuan sedikit demi sedikit.
Kondisi ini dapat mengakibatkan batuan mengalami erosi. Erosi batuan
menyebabkan terjadinya padang pasir. Selain itu, angin yang bertiup
sangat kencang juga dapat menggeser batuan. Saat bergeser inilah batuan
bergesekan dengan batuan lain sehingga mengalami penggerusan. Batuan akan pecah
menjadi bagian yang lebih kecil , misalnya pasir dan kerikil.Perubahan suhu
secara drastis juga dapat mengakibatkan pelapukan batuan.Batu juga dapat
mengalami pelapukan karena air. Air hujan dan air terjun yang mengenai batuan
secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan retak dan pecah.
b. Pelapukan
Biologi
Pelapukan
secara biologi dapat disebabkan oleh tumbuhan atau lumut yang menempel
dipermukaan batuan. Tumbuhan merambat dan lumut menempel di permukaan batuan.
Tumbuhan merambat akan menimbulkan lubang-lubang pada batuan tempat akarnya
melekat. Lubang-lubang ini lama kelamaan bertambah besar dan banyak. Akhirnya,
batuan tersebut akan hancur.
2.6.3.
Susunan Tanah Beserta Jenis-Jenisnya
Menurut
susunannnya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas, lapisan tanah
bawah, dan bahan induk tanah. Tanah lapisan paling atas umumnya sangat subur.
Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur dengan humus.
Tanah
yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam dibandingkan jenis tanah yang lain.
Sementara itu, tanah laipsan bawah kurang subur dan mempunyai warna lebih
terang. Tanah lapisan bawah mengandung sedikit humus. Humus berasal dari
pembusukan hewan atau tumbuhan yang telah mati.
Bahan-bahan
pembentuk tanah dapat berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat lainnya.
Demikian juga dengan jenis-jenis tanah. Jenis tanah juga dapat berbeda di
setiap tempat. Hal ini tergantung pada jenis batuan yang mengalami pelapukan di
tempat itu. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi tanah berhumus, tanah berpasir,
tanah liat dan tanah berkapur.
·
Tanah berpasir
Tanah berpasir merupakan jenis tanah yang gembur dan mudah
dilalui oleh air. Tanah jenis ini mengandung sedikit bahan organik yang berasal
dari makhluk hidup. Hal inilah yang menyebabkan tanah berpasir tidak
begitusubur.
·
Tanah berhumus
Humus berasal dari sisa-sisa tumbuhan. Tanah yang mengandung
banyak humus merupakan jenis tanah yang memiliki kesuburan yang sangat baik.
Tanah jenis ini dapat menahan air dan merupakan tanah yang paling subur
dibandingkan dengan jenis tanah lainnya.
·
Tanah liat
Jenis tanah ini banyak digunakan untuk pembuatan keramik dan
kerajinan lainnya. Dalam keadaan basah tanah ini lengket dan sangat
elastis.Tanah jenis ini sulit dilalui oleh air dan tidak banyak mengandung
bahan organik.
2.7
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut penerapan pendekatan keterampalan proses
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V
Madrasah Ibtidaiyah
DDI Masamba.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Rangkaian kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
mengacu pada pedoman PTK. Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan
memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru. Adapun penelitian ini
terdiri atas beberapa siklus, pelaksanaan pelaksanaan penelitian ini seperti
pada gambar siklus dibawah ini.
Perencanaan
|
SIKLUS I
|
Pengamatan
|
Perencanaan
|
SIKLUS II
|
Pengamatan
|
Pelaksanaan
|
Pelaksanaan
|
Refleksi
|
Refleksi
|
?
|
Gbr. 3.1 Desain Penelitian (Sumber : Arikunto,
2008)
3.2
Subyek
Penelitian
Penelitian ini dilakukaan di MI DII Masamba pada siswa kelas V yang
berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 9 orang
siswa perempuan.
3.3
Rancangan
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang
dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini
direncanakan akan dilaksanakan dalam beberapa siklus, dimana masing-masing
siklus terdiri dari empat tahap, meliputi; 1)tahap perencanaan, 2) tahap
pelaksanaan, 3) tahap evalasi/observasi, dan 4)tahap refleksi.
Masing-masing tahapan ini secara umum dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Siklus ke I
keterangan:
a. Rencana tindakan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Pemantauan dan Evaluasi
d. Refleksi dan Revisi
a.
Rencana Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
1)
Rencana
Penelitian
Hal-hal
yang perlu disampaikan adalah; 1) menyusun persiapan mengajar sesuai dengan
pokok bahasan yang disajikan dalam setiap pertemuan, 2) menyiapkan media sesuai
dengan pokok bahasan, 3) menentukan metode mengajar, dan 4) menyiapkan alat
penelitian.
2) Tindakan
Pada
tahap ini, penelitian melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan. Struktur waktu diatur sebagai berikut; apersepsi 5
menit, kegiatan inti 40 menit, evaluasi 20 menit, dan tindak lanjut 5 menit. Maka
waktu keseluruhan menjadi 70 menit yang dilaksanakan pada satu
kali pertemuan.
3)
Evaluasi
Pada
setiap akhir pertemuan/ akhir siklus dilakukan evaluasi dengan pemberian tes
akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4)
Refleksi
Refleksi
ini dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan pada siklus I mengenai hasil
belajar IPA. Hasil kajian tindakan siklus I selanjutnya untuk dipikirkan serta
ditetapkan beberapa alternative tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar IPA. Tindakan ini ditetapkan menjadi tindakan baru
pada siklus II.
b. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
1)
Rencana
Penelitian
Beberapa
hal yang perlu disiapkan yaitu; 1) menyusun persiapan mengajar sesuai dengan
pokok bahasan yang disajikan, 2) menyiapkan media sesuai dengan pokok bahasan,
3) menentukan metode mengajar, dan 4) menyiapkan alat penelitian.
2)
Tindakan
Penelitian
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan jadwal dan merencanakan alokasi
waktu seperti: apersepsi 5 menit, kegiatan inti 40 menit, evaluasi 20 menit, dan
tindak lanjut 5 menit. Maka keseluruhan waktu menjadi 70 menit yang dilaksanakan pada satu
kali pertemuan.
3)
Evaluasi
Pada
setiap akhir pertemuan/ akhir siklus dilakukan evaluasi dengan pemberian tes
akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4)
Refleksi
Penelitian
hasil observasi atau evaluasi penellitian tindakan kelas pada siklus II
mendapat hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan
hasil belajar siswa. Apabila belum mencapai hasil yang diharapkan maka
penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
3.4
Jenis
Data dan Teknik Pengumpilan Data
a. Alat
Pengumpulan Data
·
Tes tertulis
·
Lembar observasi siswa
·
Lember observasi guru
b.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tes hasil
belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung, untuk melihat
kemajuan dan hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan penerapan
pendekatan proses.
Observasi
yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengamati aspek-aspek tertentu dalam
proses pembelajaran yakni perencanaan penerapan pendekatan keterampilan proses.
Observasi
dilakukan pada aktivitas siswa pada proses pembelajaran dan kegiatan guru dalam
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
3.5
Teknik
Analisa Data
Hasil belajar siswa dianalisa
dengan analisis diskriptif komperatif yaitu dengan membandingkan daya serap
pada tes hasil belajar, tes siklus 1, dan tes siklus 2. Data hasil tes
dianalisis sebagai berikut :
a.
Daya serap individu dirumuskan sebagai
berikut :
Suatu individu dapat
dikatakan tuntas apabila memiliki daya serap yang diperolehnya mencapai 60%.
b.
Ketuntasan klasikal dirumuskan sebagai
berikut :
Suatu kelas dapat dikatakan tuntas
belajar jika ketuntasan klasikal mencapai 70%.
Suatu kelas dikatakan tuntas klasifikasi jika
banyaknya siswa dapat diperoleh skor diatas 65 mencapai 60% atau lebih.
Penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa apabila siswa secara individu dapat mencapai nilai
minimal 60%, daya serap klasikal 65%, dan ketuntasan klasikal 70%. Nilai ini
merupakan ketentuan dan kesepakatan yang ditetapkan MI DDI Masamba. kriteria
taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan (Hadi, 2003:107) yaitu:
90%
≤ NR ≤ 100% : Sangat Baik
80%
≤ NR < 90% : Baik
70%
≤ NR < 80% : Cukup
60%
≤ NR < 70% : Kurang
0% ≤ NR < 60% : Sangat Kurang
3.6 Indikator Kinerja
Indikator
kuantitatif pembelajaran dalam penelitian dikatakan berhasil apabila prestasi
belajar Sains mencapai ketuntasan belajar klasikal minimal 85% dan daya serap
Klasikal 80%.Dan untuk indikator kuantitatif dikatakan berhasil
apabila berada dalam kategori baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar